Soal Ekonomi Syariah, Sri Mulyani Sebut RI Perlu Belajar dari Malaysia-LembarIslam.com


Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, selamat datang di LembarIslam.com - Portal Berita Islami Terpercaya di Indonesia. Dalam kesempatan ini, kami ingin berbagi artikel Islami terbaru yang dapat membantu meningkatkan keimanan dan pengetahuan keagamaan Anda. Dapatkan informasi terbaru seputar agama Islam, tafsir ayat suci, kisah-kisah inspiratif, dan tips-tips keislaman yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari. Mari bersama-sama mengembangkan keimanan dan taqwa kita kepada Allah SWT.

LembarIslam.com – Indonesia: Meningkatkan Daya Saing Industri Halal dengan Lima Langkah Strategis

Sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan industri halal. Namun, sayangnya Indonesia masih kalah jauh dari Malaysia dalam hal ini. Padahal, Indonesia merupakan konsumen terbesar makanan halal di dunia dengan nilai ekonomi mencapai USD 197 miliar (sekitar Rp 2.776 triliun).

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, merasa frustrasi dengan kondisi ini. Menurutnya, Indonesia seharusnya menempati posisi teratas sebagai industri halal terbesar di dunia, bukan hanya di peringkat kesepuluh seperti saat ini. Oleh karena itu, dalam acara Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2019, Perry memaparkan lima langkah strategis untuk meningkatkan potensi industri halal.

Berikut adalah lima langkah tersebut:

  1. Daya Saing (Competitiveness)
    Indonesia harus meningkatkan daya saing industri halal di pasar global. Salah satu caranya adalah dengan memperbaiki kualitas produk dan meningkatkan efisiensi produksi.

  2. Sertifikasi (Certification)
    Sertifikasi halal adalah kunci penting dalam memasuki pasar global. Indonesia harus memastikan bahwa semua produk halal sudah tersertifikasi dan memenuhi standar internasional.

  3. Koordinasi (Coordination)
    Koordinasi yang baik antara pemerintah, industri, dan masyarakat juga menjadi faktor penting dalam memperkuat industri halal. Indonesia harus memastikan bahwa semua pihak terlibat dalam meningkatkan kualitas produk dan memasarkan produk halal secara efektif.

  4. Publikasi (Campaign)
    Kampanye publik yang efektif sangat penting dalam memperkuat merek halal Indonesia. Pemerintah dan industri harus bekerja sama dalam mempromosikan produk halal Indonesia di pasar global.

  5. Kerja Sama (Cooperation)
    Kerja sama dengan negara-negara lain juga penting dalam memperkuat industri halal. Indonesia harus membangun kemitraan strategis dengan negara-negara lain dalam memperkuat merek halal Indonesia di pasar global.

Menurut Perry, implementasi lima langkah strategis tersebut adalah kunci untuk menjadikan Indonesia sebagai basis produksi industri halal global, bukan hanya pasar. Meski industri halal dan ekonomi syariah di Indonesia sudah berkembang cukup pesat, konsep syariah masih belum cukup populer di tanah air.

Menkeu Sri Mulyani Indrawati juga menyebutkan bahwa Indonesia harus belajar dari Malaysia dalam mengelola ekonomi syariah. Indonesia harus mempelajari cara Malaysia dalam mengembangkan industri halal dan mengelola ekonomi syariah dengan baik.

Meski Indonesia agak terlambat dalam beberapa hal, Perry tetap optimistis bahwa Indonesia bisa mengejar ketinggalannya dan sukses seperti Malaysia. Instrumen syariah di Malaysia bisa dipelajari oleh Indonesia, dan fokus investasi dan instrumen sosial seperti zakat atau wakaf di masyarakat juga bisa menjadi acuan bagi Indonesia.

Sementara itu, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) juga berupaya menjadikan Indonesia sebagai pusat fashion muslim dunia pada tahun 2020. Menurut Dirjen Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Gati Wibawaningsih, Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan industri fashion muslim terbaik kedua di dunia setelah Uni Emirat Arab.

Industri fashion muslim memberikan kontribusi yang signifikan terhadap ekspor produk fashion Indonesia. Hingga bulan September 2019, nilai ekspor produk fashion muslim Indonesia mencapai USD 9,2 miliar atau setara dengan Rp 129,6 triliun. Jumlah tersebut menempati 9,8 persen dari total ekspor industri pengolahan di Indonesia.

Dalam rangka mengembangkan industri fashion muslim, Kemenperin juga telah menyediakan dukungan untuk pelaku industri. Salah satu contohnya adalah penyediaan akses permodalan dan pelatihan bagi para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) di industri fashion muslim.

Kemenperin juga bekerja sama dengan asosiasi industri fashion muslim untuk memperkuat industri fashion muslim Indonesia di pasar global. Dalam hal ini, Indonesia bisa belajar dari negara-negara seperti Turki dan Malaysia yang sudah berhasil mengembangkan industri fashion muslim mereka di pasar global.

Indonesia memiliki potensi besar dalam mengembangkan industri halal dan fashion muslim. Namun, untuk bisa menguasai pasar global, Indonesia harus meningkatkan daya saing dan memastikan produk-produk halal dan fashion muslim Indonesia memenuhi standar internasional. Dukungan dari pemerintah dan industri juga sangat penting dalam mengembangkan industri halal dan fashion muslim Indonesia.

Demikianlah informasi terbaru dari LembarIslam.com, semoga dapat bermanfaat bagi Anda dalam meningkatkan keimanan dan pengetahuan keagamaan. Terus pantau LembarIslam.com untuk mendapatkan berita, artikel, dan tips keislaman terbaru. Jangan lupa untuk berbagi informasi ini kepada keluarga, sahabat, dan rekan Anda agar semakin banyak yang mendapatkan manfaatnya. Terima kasih telah mengunjungi LembarIslam.com.


#IslamiTerbaru, #TafsirAyatSuci, #KisahInspiratifIslam, #TipsKeislaman, #AgamaIslam, #DoaHarian, #HijrahCinta, #Bersyukur, #JanganMenyerah, #MutiaraIslami

Posting Komentar

semoga bermanfaat

Lebih baru Lebih lama