Niat dalam mencari ilmu 📖


نَوَيْتُ التَّعَلُّمَ لِنَيْلِ رِضَـا اللّهِ * وَإِزَالَةِ الجَهْلِ عَنْ نَفْسِي وَغَيْرِهِ
وَلِإِحْيَاءِ الدِّيْنِ وَلِشُكْرِ النِّعْمَةِ * بِنِيــَّةٍصَــادِقَـــةٍ مـَـعَ التَّـوَكّـُـلِ

"Saya berniat belajar untuk mendapatkan ridlo Allah SWT, menghilangkan kebodohan diri sendiri dan orang lain, menghidupkan agama (Islam), dan mensyukuri nikmat, dengan niat yang benar serta berserah diri kepada Allah SWT"

Dalam kitab Ta'limul Muta'alim dijelaskan:

وينبغى أن ينوى المتعلم بطلب العلم رضاء الله والدار الآخرة، وإزالة الجهل عن نفسه، وعن سائر الجهال، وإحياء الدين وإبقاء الإسلام، فإن بقاء الإسلام بالعلم، ولايصح الزهد والتقوى مع الجهل.


وينوى به: الشكر على نعمة العقل، وصحة البدن، ولا ينوى به إقبال الناس عليه، ولا استجلاب حطام الدنيا، والكرامة عند السلطان وغيره.

Dengan belajar pula, hendaklah diniati untuk mensyukuri kenikmatan akal dan badan yang sehat. Belajar jangan diniatkan untuk mencari pengaruh, kenikmatan dunia ataupun kehormatan di depan sultan dan penguasai-penguasa lain.
Dalam Kitab Adabul 'Alim wal Muta'alim karya KH. M. Hasyim Asy’ari, beliau menuturkan satu fasal tersendiri setelah menjelaskan berbagai keutamaan ilmu yang begitu banyak, yang inti dari fasal ini adalah agar membenahi niat dalam mencari ilmu, beliau berkata :

جميع ما ذكر من فضل العلم وأهله إنما هو في حق العلماء العاملين بعلمهم الأبرار المتقين الذين قصدوا به وجه الله الكريم والزلفي لديه بجنات النعيم، لا من قصد به أغراضا دنيوية من جاه أو مال أو مكثرة في الأتباع والتلاميذ،


فقد روي عن النبي صلى الله عليه وسلم من طلب العلم ليجاری به العلماء أو يماری به السفهاء أو يصرف به وجو الناس أدخله الله في النار. رواه الترمذي.

Sugguh diriwayatkan dari Nabi 
ﷺ : "Barang siapa mencari ilmu tujuanya untuk bersaing (berdebat) dengan para ulama atau membanggakannya (pamer) di hadapan orang-orang bodoh, atau untuk memalingkan wajah orang-orang kepadanya (cari perhatian), maka Allah akan memasukkannya ke neraka". (HR. Tirmidzi)

وعنه صلى الله عليه وسلم من تعلم علما مما يبتغي به وجه الله تعالى لا يتعلمه إلا ليصيب به غرضا من الدنيا لم يجد عرف الجنة.


Dari Nabi ﷺ : "Barang siapa belajar ilmu dari sesuatu yang bisa diharapkan untuk mendapatkan ridho Allah, namun dia tidak mempelajari itu kecuali untuk harta dunia, maka dia tidak mencium aroma surga".
(mencium saja tidak, apalagi masuk)

وعنه صلى الله عليه وسلم من تعلم علما لغير الله أو أراد به غير وجه الله تعالي فليتبوأ مقعده من النار.


Dari Nabi ﷺ : "Barang siapa belajar ilmu untuk tujuan selain Allah atau dia menginginkan dengan ilmu tersebut selain keridloan Allah, maka hendaknya dia menempati tempatnya di neraka."

وعنه صلى الله عليه وسلم يؤتى بالعالم يوم القيامة فيلقى في النار فتندلق أقتابه فيدور بها كما يدور الحمار بالرحى، فيظيف أهل النار
فيقولون مالك، فيقول كنت آمرا بالخير ولا آتيه وانهى عن الشر و آتيه


Dari Nabi ﷺ : "Seseorang dihadirkan pada hari kiamat kemudian dilemparkan ke neraka hingga ususnya terburai keluar dan berputar-putar di neraka seperti keledai mengitari alat penumbuk gandumnya, kemudian penduduk neraka bertanya: "Apa yang menimpamu?", Dia menjawab: "Sebab dulu saya memerintahkan kebaikan namun saya tidak melakukannya dan saya melarang kejelekan namun saya melakukannya."

و عن بشر رضي الله عنه أوحى الله تعالى إلى داود عليه السلام لا تجعل بيني وبينك عالما مفتونا فيبعدك تكبره عن محبتي. أولئك قطاع الطريق على عبادی.


Dari Bisyr al-Hafi (salah seorang waliyullah) berkata : Allah mewahyukan kepada nabi Dawud : "Janganlah kamu jadikan diantara Aku dan kamu seorang 'Alim yang terfitnah, sehingga kesombongannya membuatmu jauh dari cinta kepadaku, mereka adalah pemutus jalan atas hamba-hambaku".

وقال سفيان الثوري ضي الله عنه إنما يتعلم العلم ليتقى به الله، وإنما فضل على غيره لانه يتقى به الله تعالى. فإن اختل هذا القصد وفسدت نية طالبه بأن يستشعر به التوصل إلى منال دنيوي من مال أو جاه فقد بطل أجره وحبط عمله وخسر خسرانا مبينا.


Sufyan Ats-Tsauri (salah seorang waliyullah) berkata : "Ilmu dipelajari hanya untuk mendekatkan diri kepada Allah, Kelebihan ilmu atas perkara selainnya hanya karena ilmu digunakan bertaqwa kepada Allah ta’ala. Jika tujuan ini tidak ada dan niat orang yang mencari ilmu menjadi rusak, dengan pengertian bahwa ilmu itu digunakan untuk memperoleh hal-hal duniawi; berupa harta atau jabatan, maka pahala orang yang mencari ilmu itu benar-benar telah terhapus (batal) dan dia benar-benar telah rugi."

وقال الفضيل بن عياض رضي الله عنه بلغني أن الفسقة من العلماء ومن حملة القرآن يبدأ بهم يوم القيامة قبل عبدة الأوثان.

Al Fudlail bin ‘Iyadl (salah seorang waliyullah) berkata: " Telah sampai kepadaku bahwa Para Ulama' yang fasiq dan orang–orang yang hafal Al-Qur’an (yang fasiq), mereka akan disiksa terlebih dahulu sebelum disiksanya para penyembah berhala."

وقال الحسن البصري رضي الله عنه عقوبة العلم موت القلب، فقيل له ما موت القلب، قال طلب الدنيا بعمل الآخرة.


Al-Hasan Al-Basri (salah seorang waliyullah) berkata: "Resiko ilmu adalah kematian hati, kemudian beliau ditanya: Apa yang dimaksud dengan kematian hati?, beliau menjawab: "Matinya hati adalah mencari harta dunia dengan menggunakan amal akhirat". (Ilmu termasuk amal akhirat).
Semoga kita dalam mempelajari ilmu, mengamalkan serta menyebarkannya tidak salah dalam berniat, Amin! 🤲


Di waktu belajar hendaklah berniat mencari ridho Allah SWT. Kebahagian akhirat, memerangi kebodohan sendiri dan segenap kaum bodoh, menghidupkan agama dan melanggengkan islam sebab kelanggengan islam itu harus diwujudkan dengan ilmu. Zuhud dan taqwapun tidak sah jika tanpa berdasar ilmu.
Seluruh keutamaan ilmu dan ahli ilmu yang telah disebutkan tadi hanya untuk orang berilmu yang mengamalkan ilmunya, orang-orang yang baik serta bertaqwa yang tujuan dalam mencari ilmunya adalah ridlo Allah ta'ala dan mendekatkan diri kepada Allah di surga tempat segala kenikmatan, bukan untuk orang yang tujuan mencari ilmunya adalah tujuan dunia mulai dari jabatan, harta ataupun agar banyak pengikut dan murid.

وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَۃُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ .

1 Komentar

semoga bermanfaat

Lebih baru Lebih lama